THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Thursday, October 1, 2009

Confessions of a Shopaholic and “What Men Want” (Syane)

Confessions of a Shopaholic


Dalam film tersebut,terlihat bahwa wanita identik dalam hal memuaskan keinginan dalam memenuhi kebutuhan yang sebenarnya kebutuhan tersebut bukanlah kebutuhan pokok atau sesuatu yang harus dibeli dalam kebutuhan hidup mereka. Hal tersebut saya kaitkan dengan person making decisions yang terdiri dari 4 bagian, yaitu :

1. Economic needs yang berarti beberapa konsumen kadang membeli barang jika terjadi lowest price atau adanya diskon yang diberikan, tetapi ada juga konsumen yang berani membeli suatu barang dengan harga yang relatif mahal demi mendapatkan barang tersebut dengan mudah atau efisien, dan ada yang melihat dari sisi kualitas barangnya. Economic needs dapat dilihat tergantung dari sisi konsumennya. Menurut saya, wanita dalam film tersebut lebih mengutamakan sisi economic needs ke arah dependability karena wanita tersebut membeli suatu barang bukan karena ingin efisien tapi karena ketergantungan akan membeli barang tersebut untuk memuaskan dirinya dalam memenuhi kebutuhan itu dan juga wanita itu ingin mendapatkan suatu barang jika adanya diskon yang diberikan dengan kualitas yang yang sangat bagus (merk terkenal).

2. Psychological variables yang berarti seseorang termotivasi dari apa yang di butuhkan dan apa yang diinginkan. Dari kata tersebut, saya berpendapat bahwa wanita dalam film Confessions of a Shopaholic lebih kepada personal needs, karena wanita tersebut hanya memikirkan tentang kesenangan yang didapat, freedom, dan relaxation. Wanita tersebut tidak memikirkan ke hal security,karena dia berani menggunakan card credit hingga batas limit dan berhutang melebihi kapasitasnya.

3. Social Influences, maksudnya adalah pengaruh dari banyak aspek mengenai bagaimana sikap konsumen dalam mengambil keputusan. Aspek tersebut bisa dari keluarga, social class, maupun budaya. Film tersebut lebih mengarah pada social class dan budaya, karena wanita tersebut membeli barang dengan melihat tingkat kelas atau memilih merk-merk terkenal seperti prada, gucci, dan lainnya yang berada pada high level. Dari culture, semua barang yang diinginkan wanita tersebut, dengan melihat sisi trendy atau mengikuti mode fashion dalam culture di negaranya.

4. Purchase Situation, berarti melihat suatu keadaan ketika akan membeli barang yang diinginkan. Purchase situation dalam film tersebut lebih mengarah pada time influences karena wanita tersebut berbelanja hanya untuk shopping bukan keperluan bagi kebutuhan pokoknya.


“What Men Want”

Dari film tersebut, saya berpendapat bahwa laki-laki memiliki kebutuhan utama bukan berbelanja tetapi mereka lebih memprioritas pada kebutuhan untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang sangat baik dan berkumpul dengan teman-teman, serta prioritas dalam hal wanita. Tetapi, keinginan tersebut tergantung dari sosok laki-laki tersebut. Jika laki-laki tersebut lebih menyukai hal-hal yang berbau otomotif, musik, olahraga, maka yang menjadi prioritas mereka bukanlah ketiga hal diatas tetapi lebih pada membeli hal yang berhubungan dengan otomotif, alat musik, ataupun lebih menginginkan kepuasan pada tingkat prestasi dibidang olahraga. Keinginan laki-laki menurut saya tidak semua sama, semua tergantung dari masing-masing pribadinya.
( Syane Anggraini Lussa)

0 comments: