Minggu ini gue disuruh nonton fil shopaholic. Udah pernah nonton belum?
Sebenernya Shopaholic adalah salah satu judul novel karangan Sophie K. yang diangkat menjadi film.
Film shopaholic ini menceritakan tentang seorang cewe bernama Rebecca yang kecanduan berbelanja. Mulai dari baju, gaun, sepatu hingga aksesoris.
Disini kita dapat melihat proses sang shopaholic ini menyelesaikan masalah kecanduannya hingga pada akhirnya ia menemukan kebahagian sejati :)
Nah, berdasarkan film yang gue tonton tersebut, gue mau menyangkutkannya dengan Consumer Behaviour yang udah gue pelajari di marketing
Berikut ini mengenai Consumer Behaviour:
1. Economic needs
Economy of purchase : Pada cerita ini, sang pemeran utama yakni Rebecca mengeluarkan sejumlah biaya yang dapat dikatakan lebih banyak daripada yang diterimanya. Ia tidak mampu membeli tetapi ia memaksa untuk membelinya.
Convenience(kenyamanan) : Akibat dari dia memaksa untuk membeli sesuatu yang tidak dapat terjangkau olehnya, maka ia memakai beberapa kartu kredit. Oleh karena kartu kredit tersebut, utang yang ia miliki semakin menumpuk dan mengancam kehidupannya. Ia selalu dikejar oleh debt collector sehingga tidak dapat hidup dengan tenang.
Dependability(ketergantungan) : Walaupun sudah terancam oleh debt collector, kebergantungan Rebbeca terhadap kegiatan belanja barang - barang mahal dan yang disukainya tidak dapat dicegah.
Efficiency : Semua belanjaan yang telah dibelanjakan oleh Rebbeca, mnurut saya tidak terlalu efisien. Karena ia hanya membeli berdasarkan keinginan sesaat saya ( want ) tetapi dalam kenyataanya, ia tidak terlalu perlu barang tersebut ( need )
2. Psychological variables.
Motivation : Pada awalnya, sewaktu Rebecca masih kecil, ia melihat wanita dewasa berbelanja dengan riang gembira dan seperti seorang putri. Wanita yang dilihatnya memiliki kartu kredit yang ia katakan sebagai "magic card". Sedangkan saat itu, ia tidak dapat membeli semua yang ia inginkan, sehingga keinginannya itu terlampiaskan di saat ia dewasa.
Attitude : Perilaku Rebecca seperto seseorang pecandu narkoba, ia sangat kalap kalau sedang berbelanja dan melakukan segala cara untuk mendapatkan segala yang ia inginkan
Life style : Pada dasarnya kehidupan Rebecca biasa saja, tetapi semenjak shopaholic itu menggrogoti dirinya, ia tidak bisa bertahan. Ia selalu menginginkan kehidupan yang gemerlap dan glamour.
3. Social influences.
Family : Rebbeca sebenarnya berasal dari keluarga yang baik - baik. Kedua orang tuanya adalah orang berkecukupan dan tidak terlalu bergaya hidup mewah.
References group : Rebecca di dalam kehidupan pribadinya dikelilingi oleh orang yang baik dan ramah. Hanya saja di dalam kehidupan kerjanya, ia dikelilingi orang yang berkelas dan bergaya hidup mewah.
Social class : Bila dilihat dari sisi financial, Rebecca termasuk kalangan menengah. Tidak kaya juga tidak miskin. Hanya saja dengan gaya hidupnya Rebecca yang selalu glamour memperlihatkan seolah - olah ia adalah kalangan atas.
Culture : Kebudayaan orang barat yang senang berbelanja dan sangat mengikuti fashion ini juga mungkin mempengaruhi sang pemeran utama.
4. Purchase situation.
Purchase reason : Selain untuk memenuhi motivasi ia sewaktu masih kecil, ia juga selalu senang belanja karena keinginannya untuk bekerja di majalah fashion terkemuka ALLETHE. Sehingga timbul tuntutan untuk dirinya agar berpenampilan fashionable.
Time : Didorong oleh masa kecil dimana ia tidak memperoleh yang ia inginkan, maka pada saat dewasa ia mulai mewujudkan keinginannya.
Surrounding : Rebecca hidup di dua lingkungan. Lingkungan pertama ia dikelilingi orang - orang yang baik dan peduli dengan dirinya, mereka membantu Rebecca lepas dari kecanduannya. Lingkungan kedua adalah lingkungan kalangan atas yang menuntut Rebecca juga bersaing dengan mereka dengan jalan bergaya hidup mewah, belanja barang bermerk, dan juga bersaing dalam pekerjaan.
Yup, segitu aja apa yang gue tangkap mengenai consumer behavior dari film ini. Kalau menurut kalian gimana ? :)
0 comments:
Post a Comment